Sabtu, 12 Maret 2011

My Class, My Way and My Rules

Beberapa mahasiswa saya sering mengeluh sewaktu saya tidak mengijinkan mereka mengisi daftar hadir ketika mengikuti kelas saya. Atau saat saya melarang mereka mengeluarkan handphone sewaktu saya memberikan kuis ataupun sewaktu saya menjaga jalannya ujian. Juga ketika saya tidak mau menerima tugas yang mereka kumpulkan. Padahal sesungguhnya saya sudah mengingatkan mereka tentang beberapa peraturan yang harus mereka taati ketika kelas saya mulai di semester baru dan kelas pun sudah mengerti dan menyepakati itu. Apakah saya harus selalu menyampaikan lagi peraturan-peraturan itu di setiap minggu ketika saya mengajar? Yang artinya dalam tujuh kali pertemuan saya harus menyampaikan sebanyak tujuh kali tentang peraturan-peraturan di kelas saya yang tidak pernah berubah satu poin pun, sementara yang mengikuti kelas saya bukanlah anak-anak berusia 5 tahun yang harus diingatkan setiap hari. Padahal peraturan yang berlaku di kelas saya merupakan peraturan sederhana yang mudah sekali diingat, seperti..
  1. Toleransi keterlambatan 15 menit, dihitung sejak kelas dimulai. Lewat dari waktu tersebut silahkan tidak mengikuti perkuliahan atau jika mahasiswa ingin tetap mengikuti kelas maka konsekuensinya adalah tidak bisa mengisi daftar hadir.
  2. Berpakaian rapi, atasan wajib mengenakan kemeja atau kaos berkerah dan bersepatu.
  3. Dilarang titip absen, jika ketahuan maka baik yang diabsenkan maupun yang mengabsenkan akan dianggap tidak hadir.
  4. Dilarang mengeluarkan handphone ketika kuis ataupun ujian berlangsung. Jika ketahuan handphone akan disita atau nilai dikurangi atau bahkan dikeluarkan dari kelas.
  5. Bagi yang mengumpulkan tugas melewati batas deadline, maka tugas tidak akan diterima dan nilai tugas diberi nilai minimal atau bahkan kosong.
    suasana kelas yang saya jaga ketika ujian
    Dengan beberapa peraturan yang seharusnya mereka ingat, anehnya mereka selalu tidak terima ketika saya menerapkan punishment untuk setiap pelanggaran yang mereka lakukan. Bagi saya kepandaian tanpa diimbangi attitude yang baik maka akan sia-sia di dalam kelas saya, karena bukan hanya hardskill yang menjadi penilaian saya tetapi juga softskill. Saya tidak takut menjadi tidak populer di mata mahasiswa-mahasiswa saya, toh yang saya lakukan juga bagian untuk mendisiplinkan mereka. Dan kelas saya mungkin memang bukan kelas etika, tetapi saya ingin setiap mahasiswa yang mengikuti kelas saya punya attitude yang bagus, bisa mendisplinkan diri mereka sendiri dan yang terpenting bisa menghargai orang lain. Apa itu terlalu aneh untuk diterapkan?????

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar