Minggu, 07 November 2010

Biarkan Bumi Mencari Kesetimbangannya Yang Baru

Seperti yang kita ketahui bersama, 1 bulan belakangan ini negara kita tertimpa musibah yang terjadi secara beruntun. Mulai dari musibah banjir bandang di Wasior, Papua lalu Gempa dan Tsunami di Kep.Mentawai dan yang terakhir yang masih berlangsung sampai sekarang adalah bencana erupsi gunungapi teraktif di dunia yaitu gunung Merapi yang ada di Jawa Tengah.. belum lagi bencana longsor yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, seolah kita hidup dalam bayang-bayang ancaman bencana yang bisa terjadi kapan saja.
Bukan anggapan yang salah memang, karena kenyataannya negara kita memang rawan sekali akan bencana alam geologi. Mengapa demikian?? jawabannya adalah..


Seperti yang sering disinggung oleh para ahli geologi di media-media elektronik ataupun cetak, faktanya negara kita berada pada pertemuan dari 3 lempeng mayor (pada gambar dibawah perhatikan bagian tepi sebelah kiri), yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia dan lempeng Pasifik dimana ke-3 lempeng ini aktif sepanjang waktu dengan kecepatan pergerakan tumbukan rata-rata 7-11 cm/tahun. Dari tumbukan ini maka terbentuklah rangkaian gunung api dari pulau-pulau di Indonesia bagian timur sampai pulau-pulau di Indonesia bagian barat. Aktifitas-aktifitas tektonik lempeng inilah yang menyebabkan negara kita rawan terhadap bencana geologi. Namun selain rawan akan bencana, dengan kondisi geologi ini pula yang menyebabkan negara kita juga kaya akan sumber daya alam, dan tanah-tanahnya subur (terutama yang berada di sekitar gunungapi).
lempeng-lempeng yang menyusun lapisan kerak bumi dan arah pergerakannya


jajaran gunungapi di Indonesia yang terbentuk akibat aktifitas tektonik






Akumulasi energi yang cukup besar dari aktifitas tumbukan lempeng-lempeng ini yang termanifestasikan dalam bentuk gempa, jika gempa yang terjadi berepisentrum di laut pada kedalaman pusat gempa dangkal- menengah dan dengan energi yang cukup besar, maka gempa inilah yang pada akhirnya akan memicu terjadinya tsunami.
Selain menjadi triger akan terjadinya gempa, aktifitas tektonik ini juga dapat menjadi triger aktifnya gunung-gunung api yang ada. Karena energi aktifitas tektonik yang cukup besar dapat mengganggu kesetimbangan dapur magma yang berada di bawah permukaan.


batas-batas lempeng baik yang saling bertumbukan, bergerak saling menjauh dan yang saling bergesekan


Jadi tidak perlu khawatir, jika di Indonesia sering sekali terjadi gempa, erupsi gunungapi, tanah longsor, banjir bandang atau bencana-bencana geologi lainnya karena dinamika bumi yang tak pernah berhenti, maka ia akan terus mencari kesetimbangannya. Dan ketika kesetimbangan itu sudah didapat, ia akan beristirahat sejenak untuk kemudian mencari kesetimbangan-kesetimbangan selanjutnya.


Segala bentuk aktifitas bumi yang mencari kesetimbangannya ini dikategorikan berbahaya ketika aktifitas tersebut terjadi di daerah pemukiman dan menyebabkan kerugian fisik dan materi (tidak perduli seberapa kecil energi yang dihasilkan, selama menyebabkan kerugian materi dan fisik bahkan nyawa maka akan tergolong dalam bencana). Tetapi ketika aktifitas tersebut jauh dari pemukiman, dan tidak menyebabkan hilangnya nyawa, rusaknya bangunan-bangunan yang ada dan kerugian materi lainnya, seberapapun besarnya energi kita hanya menyebutnya gejala alam.


Maka, dengan mengetahui betapa rawannya negara kita akan bahaya bencana geologi, sudah seharusnya kita menyadari pula bahwa hidup selaras dengan alam memang sangat dibutuhkan. Karena, bagaimana alam akan ramah kepada kita kalau kita sendiri tidak bisa bersikap ramah pada alam???


Mulai sekarang di manapun kita berada mari cintai alam kita, bumi kita dan jadikan setiap bencana yang terjadi sebagai pembelajaran kita di masa yang akan datang..


LOVE OUR EARTH, THE PLACE WHERE WE WERE LIVING..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar