Senin, 08 November 2010

Tanya Jawab Tentang Merapi

Dr Andang Bachtiar
Ketua Dewan Penasehat IAGI
8 November 2010

1. Sampai kapan Merapi akan terus bergejolak? Bisakah diperkirakan dan dipastikan?

Spt jawaban atas pertanyaan ttg proses berdimensi besar geologi lainnya yg menyebabkan bencana (rangkaian gempa - tsunami) perkiraan ttg kapan mulai dan kapan berakhirnya suatu periode proses tertentu mempunyai derajat ketidakpastian berbanding terbalik dg pengetahuan kita akan proses tsb dan sbrapa lengkap/banyak jumlah data statistik empiris yg menunjang prediksi. Pengetahuan kita ttg tipe letusan merapi yg "non wedus-gembel" yaitu letusan eksplosif membentuk kolom vertikal yg spt kita lihat skrg agak terbatas, krn selama ini yg berulang hampir 5 tahunan adalah letusan tipe "nue ardentee atau wedus gembel" itu... Secara teoritis kegiatan letusan akan berkurang dan berhenti saat kandungan gas dlm magma berkurang dan atau energinya melemah, yg akan didahului dg keluarnya lava leleran atau sumbat lava (lagi). Selain itu juga kegiatan gempa volkaniknya akan mulai berkurang frekuensi dan besarannya,..yg mana sampai tadi siang (7 November 2010) berita yg direlease mengindikasikan bhw trend bacaan seismograf blm menunjukkan kecenderungan turun. Jadi masih blm dpt dipastikan brp hari, minggu atau bln lagi aktifitas Merapi periode ini akan berakhir. Pengamatan visual atas leleran lava di puncak dan juga monitoring trend gempa akan sangat membantu. Cek terus dg kawan2 PVMBG di BPPTK Yogja.

2. Bagaimana penjelasan ilmiahnya?
Lihat jawaban no 1

3. Faktor-faktor apa yang menyebabkan Merapai bergolak dan berhenti? Hitung2annya bagaimana?

Lihat jawaban no 1, plus tambahan bhw adanya penunjaman lempeng samudra di selatan Jawa yg menyusup di bawah lempeng benua Asia yg bagian pinggiran atasnya menjadi tempat kita hidup di Sumatra-Jawa-Kalimantan ini yg penyusupannya di arah tsb dimulai dan berlangsung terus sejak 32jt th lalu (Oligocene) telah menyebabkan dinamika pembentukan jalur gn.api pada jarak 150km dr titik penunjaman tsb, yaitu dlm hal ini Merapi termasuk di dlm jalur tsb. Merapi jadi paling aktif (4-5th sekali bergolak) kmungkinan krn posisinya pd blok JawaTengah yg selain disusupi dr selatan juga ditekan dr utara (lihat bentuk kelurusan pantai2 JaTeng yg menjorok masuk ke dalam baik di utara maupun di selatan, lebih sempit dr luasan JaBar dan atau JaTim, itu sbg ekspresi penekanan tsb.


4. Benarkah letusan kali ini lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya? Mengapa?

Ya,..menurut data dlm 70 th terakhir memang ini yg terbesar, tapi pernah juga dicatat letusan th 30an yg hujan kerikilnya sampai di Madura, kmungkinan itu juga besar, dan kmungkinan juga th 1006 spt dituliskan oleh van Bemmelen dlm bukunya Geology of Indonesia (1949), dimana disebutkan letuan besar th itu telah menghancurkan kerajaan Mataram Purba, mengubur candi Borobudur dsb.

5. Benarkah letusan kali ini menciptakan alur baru lahar? Mengapa? Alur baru itu wilayah mana saja?

Mungkin lebih tepatnya adalah aktifasi (pengaktifan kembali) alur2 lahar lama, krn sebenarnyalah semua alur sungai di daerah radius seputaran Merapi yg tersusun dr aliran lahar memang merupakan alur2 lahar sejak dulu kala, hanya saja dlm periode tertentu arahnya lebih ke barat, selatan atau timur dsb. Nah saat ini alur2 lama kembali terisi efek endapan2 lahar maupun wedhus gembel Merapi.

6 Jika demikian, berarti radius derah rawan lebih meluas? Berapa ukurannya? Banyak desa yang harus dikosongkan?

Radius daerah rawan bencana yg diperluas dr 15km menjadi 20km Jumat kmrn menurut saya tdk berhubungan langsung dg alur2 baru atau lama tapi dg kekuatan energi luncuran dan jumlah material yg diluncurkan oleh proses awan panas wedhus gembel yg lebih besar dr sebelum2nya. Karena lebih besar maka radius jangkauannya menjadi lebih luas. Bukan krn alur2nya baru.

7 Bagaimana dengan perhitungan mistik? Sering cocokkah? Atau tdk tepat? termasuk soal mitos asap Mbah Petruk?

Saya tdk begitu mendalami soal hitung2an mistik, tp kalau soal mitos mBah Petruk saya ckp kenal ceritanya dr almarhum mertua saya yg asli Tompak, Ampel, Boyolali (lereng Merbabu-Merapi sblah timur). Bhw Mbah Petruk itu kerabat moyangnya penduduk daerah lereng Merapi-Merbabu, dia sangat sakti dan gak pernah mandi, trus suatu saat menghilang saat terjerumus (dijerumuskan?) di suatu pusaran air (kedung) di sungai di daerah sana. Setelah itu kadang beliau muncul dlm penampakan jika terjadi atau akan terjadi hal2 besar di sekitar daerah tsb mengingatkan para kerabat dan turunannya. Itu saja yg saya tahu (dan memang kita sdg mengalami bencana besar saat ini)

8 Apakah masyrakat akan dibiarkan mempercayakan kalkulasi mistik tersebut?

Lihat jawaban no 7. Tambahan: saya tdk tahu kalkulasinya yg mana, tp kalau hal besar sdg terjadi, maka percaya tdk percaya memang bencana Merapi sdg terjadi.

9. Kira2 kapan lagi meletus? Jika rutin bagaimana melindungi penduduk?

Kita tahu dr data empiris statistik bhw perioda aktifitas letusan Merapi itu pendek (5 tahunan), makanya dia disebut sbg Gn Api teraktif di dunia. Ini menjadi satu kerutinan juga telah disadari oleh Pemerintah khususnya jajaran Badan Geologi ESDM. Level kesadaran ini harusnya juga diterapkan di BNPB dlm rangka memitigasinya mengurangi resikonya bg penduduk. Nampaknya stlah periode letusan Merapi ini BNPB hrs konsentrasi full memitigasinya, mungkin dg menata ulang memetakan daerah bahaya dan tata ruang secara keseluruhan (tentunya lintas sektoral juga)

10. Benarkan akan menyuburkan lahan di sekitar letusan gunung termasuk pertanian penduduk? alasan ilmiahnya?

Benar, debu volkanik mengandung zat yg menyuburkan tanah, terutama di daerah tropis spt Indonesia. Alasan ilmiahnya bkn kompetensi kami, mudah2an kawan2 dr Pertanian bisa lebih memberi pencerahan

11. Nah, soal pasir yang dihasilkan dari letusan kan biasanya menjadi lading rezeki dan dijual? kira2 dari letusan sekarang volumenya berapa?

Pasir2 terkonsentrasi di alur2 lahar yaitu di sungai2 yg berhulu di Merapi, dimana lahar sndiri merupakan bagian dr produk letusan gn api tsb. Kalau dr info BPPTK-PVMBG bhw material yg sdh dimuntahkan Merapi mencapai 100jt meter kubik, maka pasir2 yg akan jadi rejeki di alur2 sungai tsb pastinya tdk akan melebihi jumlah tsb volumenya krn mrk hanya sbagian kecil saja proporsinya dr keseluruhan material volkanik yg diluncurkan Merapi

12. Pasca letusan nanti, upaya recoverynya bagaimana? Butuh biaya berapa? Perlu relokasi penduduk tidak?

Recoverynya bgnmn dan butuh biaya brp, nampaknya bkn kompetensi saya untuk menjawabnya. Tetapi jika menyangkut perlu relokasi penduduk atau tidak tergantung dr revisi peta daerah bahaya Merapi yg baru nanti. Di daerah bahaya 1 yg baru nantinya tentunya perlu juga dipertimbangkan u/ merelokasi penduduknya kalau memang sblmnya ada pemukiman di sana.



Dr Andang Bachtiar
Ketua Dewan Penasehat IAGI

Minggu, 07 November 2010

Biarkan Bumi Mencari Kesetimbangannya Yang Baru

Seperti yang kita ketahui bersama, 1 bulan belakangan ini negara kita tertimpa musibah yang terjadi secara beruntun. Mulai dari musibah banjir bandang di Wasior, Papua lalu Gempa dan Tsunami di Kep.Mentawai dan yang terakhir yang masih berlangsung sampai sekarang adalah bencana erupsi gunungapi teraktif di dunia yaitu gunung Merapi yang ada di Jawa Tengah.. belum lagi bencana longsor yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, seolah kita hidup dalam bayang-bayang ancaman bencana yang bisa terjadi kapan saja.
Bukan anggapan yang salah memang, karena kenyataannya negara kita memang rawan sekali akan bencana alam geologi. Mengapa demikian?? jawabannya adalah..


Seperti yang sering disinggung oleh para ahli geologi di media-media elektronik ataupun cetak, faktanya negara kita berada pada pertemuan dari 3 lempeng mayor (pada gambar dibawah perhatikan bagian tepi sebelah kiri), yaitu lempeng Eurasia, lempeng Hindia-Australia dan lempeng Pasifik dimana ke-3 lempeng ini aktif sepanjang waktu dengan kecepatan pergerakan tumbukan rata-rata 7-11 cm/tahun. Dari tumbukan ini maka terbentuklah rangkaian gunung api dari pulau-pulau di Indonesia bagian timur sampai pulau-pulau di Indonesia bagian barat. Aktifitas-aktifitas tektonik lempeng inilah yang menyebabkan negara kita rawan terhadap bencana geologi. Namun selain rawan akan bencana, dengan kondisi geologi ini pula yang menyebabkan negara kita juga kaya akan sumber daya alam, dan tanah-tanahnya subur (terutama yang berada di sekitar gunungapi).
lempeng-lempeng yang menyusun lapisan kerak bumi dan arah pergerakannya


jajaran gunungapi di Indonesia yang terbentuk akibat aktifitas tektonik






Akumulasi energi yang cukup besar dari aktifitas tumbukan lempeng-lempeng ini yang termanifestasikan dalam bentuk gempa, jika gempa yang terjadi berepisentrum di laut pada kedalaman pusat gempa dangkal- menengah dan dengan energi yang cukup besar, maka gempa inilah yang pada akhirnya akan memicu terjadinya tsunami.
Selain menjadi triger akan terjadinya gempa, aktifitas tektonik ini juga dapat menjadi triger aktifnya gunung-gunung api yang ada. Karena energi aktifitas tektonik yang cukup besar dapat mengganggu kesetimbangan dapur magma yang berada di bawah permukaan.


batas-batas lempeng baik yang saling bertumbukan, bergerak saling menjauh dan yang saling bergesekan


Jadi tidak perlu khawatir, jika di Indonesia sering sekali terjadi gempa, erupsi gunungapi, tanah longsor, banjir bandang atau bencana-bencana geologi lainnya karena dinamika bumi yang tak pernah berhenti, maka ia akan terus mencari kesetimbangannya. Dan ketika kesetimbangan itu sudah didapat, ia akan beristirahat sejenak untuk kemudian mencari kesetimbangan-kesetimbangan selanjutnya.


Segala bentuk aktifitas bumi yang mencari kesetimbangannya ini dikategorikan berbahaya ketika aktifitas tersebut terjadi di daerah pemukiman dan menyebabkan kerugian fisik dan materi (tidak perduli seberapa kecil energi yang dihasilkan, selama menyebabkan kerugian materi dan fisik bahkan nyawa maka akan tergolong dalam bencana). Tetapi ketika aktifitas tersebut jauh dari pemukiman, dan tidak menyebabkan hilangnya nyawa, rusaknya bangunan-bangunan yang ada dan kerugian materi lainnya, seberapapun besarnya energi kita hanya menyebutnya gejala alam.


Maka, dengan mengetahui betapa rawannya negara kita akan bahaya bencana geologi, sudah seharusnya kita menyadari pula bahwa hidup selaras dengan alam memang sangat dibutuhkan. Karena, bagaimana alam akan ramah kepada kita kalau kita sendiri tidak bisa bersikap ramah pada alam???


Mulai sekarang di manapun kita berada mari cintai alam kita, bumi kita dan jadikan setiap bencana yang terjadi sebagai pembelajaran kita di masa yang akan datang..


LOVE OUR EARTH, THE PLACE WHERE WE WERE LIVING..